Jembatan Siak 3-PT. Bukaka Teknik Utama

Jembatan Siak 3 merupakan Jembatan Pelengkung Baja dengan bentang 120 meter. Desain, produksi dan diereksi dikerjakan oleh PT. Bukaka Teknik Utama.

Tower Wisma 46 BNI-afandriadya.com

Tower Wisma 46 BNI ini mempunyai ketinggian 262 meter, 48 lantai, selesai dibangun tahun 1996, terletak di Jalan Sudirman Jakarta Pusat.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 12 Desember 2011

Sistem Pracetak Beton sebagai Sistem Konstruksi Hijau

Sistem  konstruksi  hijau  (green  construction)  merupakan  bagian  dari  pembangunan berkelanjutan (Sustainable Construction), yang merupakan suatu topik hangat di dunia  konstruksi internasional sebagai respon atas issue pemanasan global (global warming).

Ada  dua  aliran  konsep  utama  dalam  pembangunan  gedung  di  dunia  saat  ini,  yaitu konsep  pembangunan  ikonik  dan  konsep  pembangunan  berkelanjutan.  Konsep pembangunan ikonik menekankan terciptanya bangunan yang diharapkan menjadi suatu ikon tertentu. Konsep ini banyak sekarang diterapkan pada gedung-gedung di Timur Tengah  dan  di  China.  Konsep  pembangunan berkelanjutan menekankan pada optimalisasi penggunaan energi, Konsep ini didasarkan atas  pertimbangan  bahwa  sumber  energi  di  bumi  ini  semakin  terbatas,  sehingga penggunaannya harus dilakukan secara bijaksana. Konsep ini sekarang berkembang di  Negara-negara  maju  seperti  di  Eropa,  Australia  dan  Amerika.  

Prinsip dasar dari pembangunan berkelanjutan adalah penggunaan energi yang optimal secara  integratif  mulai  dari  tahap  perencanaan,  konstruksi,  pemanfaatan  sampai  pada pembongkaran.  Hal  ini  dapat  terwujud  jika  perencanaan  dilakukan  secara  integratif antara  arsitek,  perencana  struktur  dan  perencana  utilitas.  Beberapa  referensi menyatakan gedung adalah sangat potensial bagi sasaran pengurangan emisi CO2, dan juga paling murah untuk mengusahakannya.

Secara  umum,  menurut  Green  Building  Council  Indonesia  (GBCI),  ada  7  aspek  yang menjadi  penilaian  terhadap  suatu  gedung  jika  ingin  direncanakan  dengan  konsep pembangunan  berkelanjutan.  Proporsi  penilaian  dari masing-masing aspek sangat bergantung dari kondisi suatu negara. Penentuan proporsi dilakukan dengan konsensus oleh suatu komite dalam Dewan Green Building di Negara tersebut.

Adapun 7 aspek penilaian terhadap suatu gedung dengan konsep pembangunan berkelanjutan sebagai berikut :
1. Pengembangan lokasi yang tepat
2. Efisiensi energi dan konservasi
3. Konservasi air
4. Sumber daya dan siklus material
5. Kesehatan dan kenyamanan dalam ruangan
6. Pembangunan berbasis manajemen lingkungan
7. Inovasi

Tahap  pembangunan  gedung  (konstruksi)  merupakan  salah  satu  aspek  dalam pembangunan  berkelanjutan.    Konsep  konstruksi  yang  memenuhi    konsep  ini  dikenal sebagai  konstruksi  hijau  (green  construction).  Prinsip  utama  konstruksi  hijau  dalam segi  material  adalah  3  R    (“reduce”,  “reuse”,  “recycle”).  Sistem  pracetak  beton merupakan salah satu sistem pembangunan yang memenuhi kaidah ini. 

Prinsip reduce diterapkan pada efisiensi penggunaan material dan metoda kerja : 
a.   Bahan beton adalah material lokal yang banyak ditemui di Indonesia.
b.   Perencanaan  sistem  pracetak  akan  dapat  menghemat  pemakaian  besi,  sebagai material yang paling banyak menghasilkan emisi dalam pembuatannya, serta bahan dasarnya masih impor.
c.   Metoda  kerja  banyak  melakukan  penghematan  pada  cetakan  seperti  terlihat  pada Gambar  3  dan  penghematan  perancah  seperti  terlihat  pada  Gambar  4,  serta  dapat mendekati “zero waste” pada material besi dan beton.

Prinsip  reuse  terutama  diterapkan  pada  repetisi  penggunaan  cetakan  yang  jauh  lebih banyak  dibandingkan  dengan  cetakan  sistem  konvensional.  Cetakan  kayu  yang  dilapis phenolin  dapat  dipakai  10  –  15  x  dibandingkan  dengan  cetakan  kayu  konvensional. Cetakan dari bahan fibre atau baja bahkan dapat dipakai ratusan kali.

Prinsip  recycle  dapat  diterapkan  pada  bahan  cetakan  dari  bahan  besi  dan  fibre,  yang dapat dibuat  dari bahan daur  ulang dan juga material grouting yang sudah mempunyai green label.

Kelebihan dan Kekurangan Beton

Kelebihan dari beton antara lain:
a. Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal, kecuali semen Portland.
b. Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan termasuk rendah
c. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan.
d. Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau pasangan batu.
e. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan .

Kekurangan daripada beton antara lain:
a. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa.
b. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton yang panjang/lebar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.
c. Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.
d. Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan beton.
e. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.

Jenis – jenis Beton

Ada bermacam – macam jenis beton , antara lain:
a. Beton Ringan
beton yang dibuat dengan beban mati dan kemampuan penghantaran panas yang lebih kecil. Beton disebut beton ringan jikaberatnya kurang dari 1800  kg/m3. 
b. Beton Massa
beton yang dituang dalam volume besar, yaitu perbandingan antara volume dan luas permukaannya besar. Biasanya dianggap beton massa jika dimensinya lebih dari 60 cm.
c. Ferosemen
suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara memberikan kepada mortar semen suatu tulangan yang berupa anyaman kawat baja sebagai pemberi kekuatan tarik dan daktilitas.
d. Beton Serat (Fibre Concrete)
bagian komposit yang terdiri dari dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Serat dalam beton ini berfungsi mencegah retak – retak sehingga menjadikan beton lebih daktail daripada beton biasa.
e. Beton Non Pasir (No-Fines Concrete)
bentuk sederhana dari jenis beton ringan yang diperoleh dengan cara menghilangkan bagian halus agregat pada pembuatan beton. Tidak adanya agregat halus dalam campuran menghasilkan suatu system beupakeseragaman rongga yang terdistribusidi dalam massa beton serta berkurangnya berat jenis beton.
f. Beton Siklop
beton normal/biasa yang menggunakan ukuran agregat yang relatif besar – besar. Ukuran agregat kasar dapat sampai sebesar 20 cm, namun proporsi agregat yang lebih besar ini sebaiknya tidak lebih dari 20 % agregat seluruhnya.
g. Beton Hampa
beton yang setelah diaduk, dituang, dan dipadatkan sebagaimana beton biasa, air sisa reaksi disedot dengan cara khusus yang disebut cara vacuum, sehingga air yang tertinggal hanya air yang dipakai untuk reaksi dangan semen sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.
h. Beton Mortar
adukan yang terdiri dari pasir, bahan perekat, dan air. Mortar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: mortar lumpur, mortar kapur, dan mortar semen.

Pengertian Beton

 
Beton adalah hasil pencampuran semen portland, air, dan agregat (terkadang bahan tambah, yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan non kimia) pada perbandingan tertentu.

Proses terbentuknya beton oleh masing-masing bahan material pembentuknya dapat dijelaskan sebagai berikut: semen dan air akan membentuk pasta semen yang berfungsi sebagai perekat/pengikat dalam proses pengerasan. Pada proses pengerasan, pasta semen dan agregat halus (pasir) akan membentuk mortar yang akan menutup rongga-rongga antara agregat kasar (kerikil atau batu pecah) sedangkan pori-pori antara agregat halus diisi oleh pasta semen yang merupakan campuran antara semen dengan air sehingga butiran-butiran agregat saling terikat dengan kuat dan terbentuklah suatu massa yang  kompak/padat.

Minggu, 11 Desember 2011

Assalamualaikum Wr. Wb.

Kami Panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami dapat membuat sesuatu yang insyallah bermanfaat bagi kita semua.

Ada pepatah berkata "Tak Kenal Maka Tak Sayang", maka kami perkenalkan diri kami yaitu Rosyid Ridho, S.T dan M. Bahtiar Arief S,T selaku pemilik serta Admin dari blog sipilkita.blogspot.com. Kami berdua merupakan Sarjana Teknik Sipil Lulusan dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).
Tujuan kami dalam membuat blog ini yaitu memberikan informasi-informasi berupa Pengetahuan sipil, Teknosipil, Berita-berita sekilas Konstruksi, serta Bisnis sampingan kami yaitu Perencanaan dan Penjualan barang.

Kami Harapkan SIPIL KITA dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat khususnya dalam bidang sipil di Indonesia.

Tanah

 
Tanah adalah himpunan mineral, bahan organik dan endapan – endapan yang relatif lepas ( Loose ) yang terletak di atas batuan dasar (Bed Rock). Sedangkan ilmu Mekanika Tanah merupakan satu cabang dalam bidang teknik sipil yang membahas sifat tanah, terutama pada :
a.    Tanah sebagai perletakan pondasi bangunan
b.    Tanah  sebagai   bahan   timbunan / bahan bangunan,  seperti pembuatan tanggul, bendungan, badan jalan dan sebagainya.

Sifat-sifat penting dari suatu tanah sangat tergantung dari jenis proyek apa yang akan dilaksanakan. Adapun sifat-sifat tersebut antara lain :
a.    Permeabilitas
Sifat ini penting untuk menentukan kemampuan tanah untuk dilewati air melalui pori - porinya. Sifat ini penting dalam konstruksi bendung tanah urugan dan persoalan drainase.
b.    Konsolidasi
Pada  konsolidasi  dihitung  perubahan  isi  pori tanah akibat beban. Sifat ini digunakan untuk menghitung penurunan atau setlemen bangunan.
c.    Tegangan Geser
Untuk menentukan kemampuan tanah menahan tekanan-tekanan tanpa mengalami keruntuhan. Sifat ini dibutuhkan dalam perhitungan stabilitas pondasi / dasar yang dibebani, stabilitas tanah isian di belakang bangunan penahan tanah dan stabilitas timbunan tanah.
 
Sifat-sifat fisik tanah yang lain adalah kadar air, berat jenis tanah, pembagian butir, batas-batas konsistensi atterberg (Atteberg limit), kepadatan relatif dan sebagainya . Sebagaimana diketahui dalam bangunan sipil terdapat dua bagian , yaitu  bangunan yang terletak diatas tanah (Upper Structure) dan bangunan yang terletak di bawah tanah (Sub Structure). Ilmu mekanika tanah sangat berperan pada sebagian sub structure. Dan hasil percobaan akan diketahui kondisi tanah setempat yang sangat menentukan keamanan dan pemilihan jenis pondasi yang akan di gunakan. Di dalam perkembangannya sejak dipelopori oleh Terzaghi (1920), telah ditemukan berbagai macam metode penelitian tanah untuk menentukan kondisi tanah di suatu lokasi. Penyelidikan tanah tersebut dapat berupa tes di lapangan ataupun percobaan di laboratorium yang masing-masing menggunakan peralatan khusus.

Batu Alam

Banyak sekali desain-desain rumah yang menggunakan batu alam sebagai dinding depan sautu rumah. Tetapi dalam memilih batu alam kita harus lebih detail, apakah batu alam tersebut cocok digunakan atau tidak. Maka sebelum mendesain pilih yang tepat agar tambah memikat. Berikut ini jenis dan sifat batu alam
1.Batu Pasir (sandstoon) terbentuk dari butiran pasir yang bertahun tahun mengalami perubahan menjadi batu. Ragam corak yang dimiliki jenis batu ini adalah berserat mirip kayu, polos, atau bertitik. Sifat batu ini agak “lunak” sehingga mudah dipahat dan diukir bahkan mudah tergores. Selain itu, batu pasir juga bersifat porous (mudah menyerap air), yang termasuk jenis ini antara lain paras serayu, merah banjar, dan breksi
2.Batu Gamping (limestoon), memiliki materi dasar kapur (kalsit) karakter batu gamping hampir sama dengan batu pasir, yaitu “lunak” dan berpori. Namun, dibandingkan batu pasir, batu gamping sifatnya lebih halis. Warna batu pasir sangat beragam, tetapi yang lebih dominan adalah warna kuning, krem, cokelat, dan putih. Yang termasuk jenis ini antara lain batu palimanan, serat jati, doreng, batu paras, serta batu hijau sikabumi.
3.Batu Sabak (slate), sering disebut sebagai batu kali, karena teksturnya mirip batu yang sering diambil di sungai . Padahal, sama seperti batu alam hias lainnya, batu sabak merupakan batu pegunungan. Jenis Batu ini sangat keras, berpori-pori halus, dan bersusun lapis. Karena susunannya ini, batu sabak mudah dibelah menjadi lempengan tipis. Banyak juga yang menyebut batu ini sebagai batu templek.
4.Batu Candi dan Andesit, terbentuk dari hasil pendinginan lava yang keluar dari bumi saat gunung meletus. Warna batu ini cenderung gelap, seperti abu-abu dan hitam. Batu candi memiliki pori-pori yang sangat jelas dan bersifat porous Sedangkan baru andesit memiliki pori yang sangat sedikit, sehingga lebih tahan cuaca ketimbang candi.
5.Batu Marmer (marble), bersifat sangat keras, sehingga jarang dipahat dan diukir. Batu marmer paling banyak dijadikan lempengan-lempengan. Corak dan warna marmer bisa dibilang yang paling beragam. Batu yang termasuk jenis ini antara lain pacitoroso, marmer putih dan javaroso

Rumah Sehat

Rumah sehat adalah rumah idaman.
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping kebutuhan sandang, pangan dan kesehatan . Oleh karena itu rumah haruslah Sehat dan nyaman agar penghuninya dapat berkarya untuk meningkatkan produktifitas.
Kontruksi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko sumber penularan berbagai jenis penyakit, khususnya penyakit yang berbasis lingkungan.
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1)Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
2)Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
3)Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayan dan penghawaan yang cukup.
4)Memenuhi persayaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain, posisi garis sempadan jalan, kontruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.